Mentari siang itu terasa sangat menyengat, begitu banyak kendaraan lalu lalang dan membuat kebisingan ditambah pula dengan kepulan asap dari kendaraan-kendaraan besar. Suara-suara klakson motor maupun mobil saling bersaut-sautan. Mungkin dikarenakan jalan yang macet dan keadaan dimana para pengendara tidak mau mengalah. Tukang makanan dan asongan serta pedagang kaki lima pun ikut serta dalam meramaikan suasana di pinggir jalan itu.
Aku masih berdiri di pinggir jalan itu memperhatikan sekeliling. Menunggu angkutan umum yang siap mengantarku pulang. Aku melihat jam, waktu menunjukan pukul 11.58. Aku masih berdiri di tengah kerumunan orang-orang yang mungkin juga ingin pulang kerumahnya masing-masing. Tak lama kemudian aku melihat angkutan umum yang menuju ke daerah rumahku. Dalam hati aku pun merasa senang. Tepat kendaraan itu berhenti di depan aku setelah aku melambaikan tangan. Tapi angkutan umum yang berhenti di depanku ini terlihat sangat penuh. Banyak orang-orang yang berdiri karena tidak dapat tempat duduk.
"Yasudahlah aku ingin cepet-cepet sampe rumah, jadi apa boleh buat, berdiripun tak masalah buatku" pikirku dalam hati.
Ketika aku mulai melangkah, tiba-tiba ada yang memanggil namaku, seseorang sedang berdiri di sebelahku. Suara yang pernah aku kenal. Bahkan seperti orang yang sangat dekat denganku. Aku pun menghentikan langkah dan menengok kesebelahku. Tak ku kira ketika aku melihat orang yang ada di sebelahku ini.
Jantungku berdegup sangat cepat, hatiku merasa sangat bahagia. Heran dan perasaan gak mungkin terus menghujam pikiranku. Apakah dia?? Dia teman lamaku, dia yang dulu sangat baik padaku. Hatiku terus bertanya-tanya.
" Mira?? Kamu Mira kan??..."
"Iya Ika, ini aku Mira... "
Aku merasa aneh dengan jawaban mira, ak melihat ia sangat pucat. Dan suaranya pun sedikit berbeda. Seperti ada yang aneh kalo ia diam seperti itu karena mira yang dulu aku kenal adalah sebaliknya, ia adalah orang yang sangat senang berbicara terutama padaku. sudah lama kami tidak bertemu. Waktu itu aku pindah rumah karena pekerjaan ayahku yang juga dipindahkan. Mungkin ia sudah banyak berubah dan menjadi pendiam seperti itu. Lagipula sudah lama aku tak bertemu dengannya. Dan saat ini sungguh sangat diluar dugaan aku bisa berjumpa dengannya di tempat ini yang mungkin tak pernah bisa terbayangkan. Hatiku benar-benar sangat bahagia.
Ketika aku terdiam dalam lamunanku, sebuah suara terdengar...
"Sudah waktunya shalat ka, tuh udah adzan...shalat dulu yuuuk!"
Aku mendengar ucapan itu dari teman lamaku.
"Baik..mari kita shalat bareng.."
Aku meminta maaf pada knek bis mini itu, karena aku tidak jadi naik. Selain itu aku juga ingin berbincang-bincang dengan teman lamaku. Kami pun berjalan menuju masjid. Mira masih terdiam. Aku merasa aneh, wajahnya begitu pucat. Setelah sampai di masjid, aku pun segera mengambil wudhu. Setelah itu shalat jamaah pun dimulai.
Selesai mengerjakan shalat. Aku pun berdoa. Setelah itu aku keluar dari masjid. Dan aku ingat, mira!! Teman baikku! Aku tak melihatnya sedari tadi... Aku mencari-cari. Namun ia tidak ada dimana-mana. Aku merasa aneh tiba-tiba ia menghilang begitu saja. Aku tidak menemukannya. Hingga pada akhirnya aku pun pulang. Di dalam bis aku terus memikirkan sahabat aku itu. Aku sedih, aku mengingatnya lagi. Begitu senang aku bertemu dengannya namun dirinya tiba-tiba raib begitu saja.
"Mira...Mira...baru saja kita bertemu tapi kamu malah menghilang begitu saja, padahal kita belum saling tuker nomer telpon dan alamat. Batinku dalam hati... Aku pun menarik nafas...
Hujan pun turun. Rintik-rintiknya mulai membasahi kaca-kaca bis disampingku. Airnya turun dan terus menetes. Menyebabkan kaca menjadi berembun. Semuanya membuatku berpikir lagi. Jauh... Begitu jauh pikiranku... Bis pun berhenti dan menyadarkan lamunanku... Jalan di depan begitu ramai. Aku bertanya-tanya. Ada apa..?? Ada apa...?? Dalam hati... Aku penasaran dan meminta izin kepada supir bis untuk turun. Ak begitu terkejut... Di tengah keramaian itu, ternyata bis mini yang ingin saya tumpangi tadi terperosok ke dalam jurang. Aku melihat knek itu sudah tidak bernyawa. Supirnya pun sedang di keluarkan dari dalam mobil. Keadaannya pun sudah tak bernyawa... Beberapa penumpang tewas seketika. Dan yang lainnya luka parah. Sungguh aku tak percaya apa yang terjadi di depanku. Knek yang baru saja aku lihat, serta supir yang tersenyum padaku saat aku tidak jadi naik. Mereka sudah pergi meninggalkan semuanya,keluarganya,saudaranya. Sungguh betapa tragis kejadian ini. Batinku sesak. Aku merasa sakit melihat semuanya. Dan kembali aku menyebut-nyebut namaNya. Aku pun kembali kedalam bis mini dan melanjutkan perjalanan sampai ke rumah.
Malam itu aku terus berdoa, semua kejadian ini merupakan kehendak dari sang maha kuasa, aku tak bisa membendung tangis, mengingat kejadian tadi siang. Seorang sahabat yang menghentikan langkahku untuk menaiki kendaraan itu... Dan dia mengingatkan aku untuk shalat. Sungguh-sungguh aku berkata. Hanya diriMulah yang bertahta. Tak ada raja selain engkau yaa Rabb. Betapa kecil hati kami ketika menjalankan perintah-perintahmu ya allah. Ampunilah segala dosa yang telah kami perbuat selama ini. Hanya kepadamulah kami memohon perlindungan. Karena Engkau adalah zat satu-satunya yang maha kuasa, yang maha atas segala-galanya.
Pengarang: benar-benar mengarang… sorry lagi sakit, tpi tetep kreatif… wkwkk!