" Kawan, ada empat hal yang tidak dapat diraih kembali...
...batu... setelah dilempar!
...kata-kata... setelah diucapkan!
...kesempatan... setelah berlalu!
...waktu... setelah beranjak pergi! "

Thursday, 21 February 2013

Doa Indian Sioux


Wahai Yang Maha Agung,
yang suara-Mu terdengar dalam angin berhembus
Engkau, yang nafas-Mu menjadikan bumi hidup
Dengarlah permohonanku
Hamba, satu dari ciptaan-Mu, menghadap Engkau
Hamba, yang kecil dan lemah
butuh kekuatan dan kebijaksanaan-Mu
Perjalankan hamba senantiasa dalam keindahan
Jadikan mataku tak pernah lupa indahnya lembayung surut mentari
Jadikan tanganku selalu menghargai apa yang telah Kau ciptakan
Jadikan telinga hamba tajam mendengar-Mu
Jadikan hamba bijak, agar hamba mengerti
ilmu yang kau ajarkan pada semua ciptaan-Mu :
Ilmu yang Engkau sematkan pada setiap helai dedaunan dan batu
Jadikan hamba kuat!
Bukan untuk bangga berjaya atas semua saudaraku,
tapi untuk bertarung
dengan lawan terbesarku: 
Diriku sendiri
Jadikan hamba selalu siap untuk datang pada-Mu
dengan mata yang tegak memandang ke depan
Agar saat nafasku surut seperti terbenamnya matahari
Jiwaku bisa melangkah ke arah-Mu
tanpa merasa malu
Amin
Do’a Suku Indian Sioux, terjemahan bahasa Inggris oleh Kepala Suku Yellow Lark (Lakota)
Diterjemahkan oleh Herry Mardian,
terinspirasi dan diadaptasi dari terjemahan bebas Lucky G. Adhipurna dan dariteks asli.

Wednesday, 20 February 2013

Kisah Nyata Tentang Keajaiban Cinta


Kisah ini terjadi di Beijing China, seorang gadis bernama Yo Yi Mei memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah. Namun ia tidak pernah mengungkapkanny¬a, ia hanya selalu menyimpan di dalam hati dan berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri. Tapi sayang temannya tak pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya sebagai sahabat, tak lebih.

Suatu hari Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah hatinya sesak, tapi ia tersenyum “Aku harap kau bahagia“. Sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat hidup, tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya.

12 Juli 1994 sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahannya yang akan segera dicetak kepada Yi mei, ia berharap Yi Mei akan datang, sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus & tidak ceria bertanya “Apa yang terjadi dengamu, kau ada masalah?”

Yi mei tersenyum semanis mungkin ”Kau salah lihat, aku tak punya masalah apa apa, wah contoh undanganya bagus, tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna merah muda, lebih lembut…” Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya tesebut.

Sahabatnya tersenyum “Oh ya, ummm aku kan menggantinya, terimakasih atas sarannya Mei, aku harus pergi menemui calon istriku, hari ini kami ada rencana melihat lihat perabotan rumah… daag“. Yi Mei tersenyum, melambaikan tangan, hatinya yang sakit.

18 Juli 1994 Yi Mei terbaring di rumah sakit, Ia mengalami koma, Yi Mei mengidap kanker darah stadium akhir. Kecil harapan Yi Mei untuk hidup, semua organnya yang berfungsi hanya pendengaran, dan otaknya, yang lain bisa dikatakan “Mati“ dan semuanya memiliki alat bantu, hanya mukjizat yang bisa menyembuhkannya¬.

Sahabatnya setiap hari menjenguknya, menunggunya, bahkan ia menunda pernikahannya. Baginya Yi Mei adalah tamu penting dalam pernikahannya. Keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan “Suntik Mati“ untuk Yi Mei karena tak tahan melihat penderitaan Yi Mei.

10 Desember 1994 Semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994 Yi Mei akan disuntik mati dan semua sudah ikhlas, hanya sahabat Yi Mei yang mohon diberi kesempatan berbicara yang terakhir, sahabatnya menatap Yi Mei yang dulu selalu bersama.

Ia mendekat berbisik di telinga Yi Mei “Mei apa kau ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu kupu?… kau tahu, aku tak pernah lupa hal itu, dan apa kau ingat waktu disekolah waktu kita dihukum bersama gara gara kita datang terlambat, kita langganan kena hukum ya?”

“Apa kau ingat juga waktu aku mengejekmu, kau terjatuh di lumpur saat kau ikut lomba lari, kau marah dan mendorongku hingga aku pun kotor?… Apakah kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu?… Aku tak pernah melupakan hal itu…“

“Mei, aku ingin kau sembuh, aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu, aku sangat suka lesung pipitmu yang manis, kau tega meninggalkan sahabatmu ini?….” Tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis, air matanya menetes membasahi wajah Yi Mei.

“Mei… kau tahu, kau sangat berarti untukku, aku tak setuju kau disuntik mati, rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kau hidup, kau tahu kenapa?… karena aku sangat mencintaimu, aku takut mengungkapkan padamu, takut kau menolakku“

“Meskipun aku tahu kau tidak mencintaiku, aku tetap ingin kau hidup, aku ingin kau hidup, Mei tolonglah, dengarkan aku Mei … bangunlah…!!“ Sahabatnya menangis, ia menggengam kuat tangan Yi Mei “Aku selalu berdoa Mei, aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total. Aku percaya, bahkan kau tahu?.. aku puasa agar doaku semakin didengar Tuhan“

“Mei aku tak kuat besok melihat pemakamanmu, kau jahat…!! kau sudah tak mencintaiku, sekarang kau mau pergi, aku sangat mencintaimu… aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayang¬i diriku sehingga kau bisa mencari pria yang selalu kau impikan, hanya itu Mei…“

“Seandainya saja kau bilang kau mencintaiku, aku akan membatalkan pernikahanku, aku tak peduli… tapi itu tak mungkin, kau bahkan mau pergi dariku sebagai sahabat“

Sahabat Yi mei berbisik ”Aku sayang kamu, aku mencintaimu” suaranya terdengar parau karena tangisan. Dan apa yang terjadi?…. Its amazing !! ”CINTA“ bisa menyembuhkan segalanya.

7 jam setelah itu dokter menemukan tanda tanda kehidupan dalam diri Yi Mei, jari tangan Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru parunya, organ tubuhnya bekerja, sungguh sebuah keajaiban !! Pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi. Dan sebuah mujizat lagi… masa koma lewat…. pada tgl 11 Des 1994.

14 Des 1994 saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya ada disana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan keajaiban yang terjadi. “Aku senang kau bisa bangun, kau sahabatku terbaik“ sahabatnya memeluk erat Yi Mei .

Yi Mei tersenyum “Kau yang memintaku bangun, kau bilang kau mencintaiku,tah¬ukah kau aku selalu mendengar kata-kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk hidup“ “Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat mencintaimu” Lei memeluk Yi Mei “Aku sangat mencintaimu juga“.

17 Februari 1995 Yi Mei & Lei menikah, hidup bahagia dan sampai dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki laki yang telah berusia 14 tahun. Kisah ini sempat menggemparkan Beijing.

----

Dari kisah ini kita bisa belajar tentang dua hal penting: komunikasi dan asumsi. Betapa banyak orang menderita hidupnya hanya karena dua hal ini, salah asumsi dan salah komunikasi. Buang jauh-jauh asumsi, dan utamakan komunikasi.

Komunikasikan keinginan, perasaan, pikiran kita dengan sebaik mungkin entah itu di rumah, di lingkungan kerja, di sekolah, di mana pun juga. Jika kita mampu memanfaatkan kekuatan komunikasi ini dengan baik, hidup kita akan terasa lebih mudah dan mungkin malah lebih baik
 

Saturday, 16 February 2013

Tips Khusus Buat Wanita: Trik Membela diri saat bertemu orang jahat di jalanan


Wanita bisa dibilang secara alamiah lebih lemah fisiknya dari laki-laki. Karena itu, banyak kasus kekerasan yang ditemukan menimpa kaum hawa. Mulai dari pemalakan, penjambretan, pencopetan, bahkan pemerkosaan dan KDRT di ruang domestik sekalipun. Karena itu menjadi sangat penting bagi wanita untuk memiliki kemampuan membela dan mempertahankan diri.

Bukan untuk adu kekuatan, tapi untuk membela diri dari kejahatan yang tentunya bisa berakibat tidak menyenangkan. Contohnya saja (Amit-amit) diperkosa oleh orang tak dikenal dijalanan atau kendaraan umum, seperti yang ramai terjadi beberapa bulan yang lalu. atau untuk yang ter-ringan saja, di palak oleh preman di jalanan.

Lantas apa yang harus dilakukan ketika bertemu dengan orang jahat seperti preman, penjambret, atau pemerkosa di jalanan? coba perhatikan gambar dibawah ini:

Langkah-langkah membela diri dari penjahat untuk wanita

1. Gambar pertama menunjukkan adanya orang jahat yang berusaha menghampiri anda dengan tujuan buruk
2. Anda yang tau gelagat tak baik itu harus mulai menghindar dari tangkapannya dengan bergerak cepat untuk merunduk, hal ini akan membuatnya lengah sejenak karena panik
3. Benturkan kepala atas anda ke dagu orang jahat itu, hal ini akan membuatnya sedikit pusing. Dan jangan takut, karena kepala memiliki tulang tengkorak yang amat keras jadi paling anda hanya benjol sedikit
4. Saat dia masih pusing, langsung serang bagian kemaluannya yang merupakan titik lemah utama pria
5. Saat dia kesakitan memegang alat vitalnya itu, maka siku bagian punggungnya untuk menjatuhjannya ke tanah
6. Jangan berhenti sampai disitu! Habisi dia! benturkan dengkul anda kebagian dagu, wajah, bibir, dan hidungnya
7. Tendang ia hingga terjungkal
8. Katakan…. “Jangan main-main dengan wanita Indonesia / Malaysia” icon wink Khusus Wanita: Trik Membela diri saat bertemu orang jahat di jalanan

Mungkin setelah melihat 8 langkah diatas anda akan berkata bahwa ini terlalu mudah, bagaimana saya mengatasi situasi sulit dan panik? caranya adalah:

1. Tanamkan percaya diri yang kuat dengan anda
2. Anda harus percaya kalau trik diatas adalah benar dan dibuat oleh ahlinya, karena itu, anda harus yakin saat mengikutinya
3. Perbanyak latihan dirumah, kalau bisa seminggu sekali hingga anda hafal gerakannya
4. Berkonsultasilah keteman anda yang mengerti masalah psikologi atau langsung ke psikolog saja untuk menanyakan bagaimana cara ampuh mengurangi kepanikan, karen situasi tiap orang akan berbeda
5. Jika sempat, ikutlah kelas-kelas bela diri yang ada disekitar anda, anda bisa mencoba karate, taekwondo, atau thai boxing yang kini sedang naik daun
6. Selalu berserahlah kepadaNya

Okee…. semoga tips membela diri saat melawan orang jahat di jalanan untuk wanita ini bermanfaat.

Apabila anda suka dan anda rasa bermanfaat, silahkan bagikan (share) artikel ini ke facebook,G+,atau twitter agar semakin kecil jumlah korban wanita-wanita tanah air yang menjadi korban kekerasan dan kejahatan di jalanan icon smile Khusus Wanita: Trik Membela diri saat bertemu orang jahat di jalanan

Friday, 15 February 2013

Seri Kisah Cinta Ulama : Syaikh Sulaim As-Suyuthi (Cinta Berselimut Taqwa)


Kisah ini tentang masa muda Syaikh Sulaim As-Suyuthi yang terjadi di kota Damaskus, Syria, dimana Daulah Umawiyah menjadi ibu kota pada zaman itu. Di kota itu terdapatlah sebuah masjid besar yang diberi nama Masjid Jami’ At-Taubah. Masjid At-Taubah ini dibangun oleh seorang sultan pada abad ke-7, konon sebelumnya adalah tempat hiburan, tempat kemaksiatan. Syaikh tinggal di salah satu ruangan masjid itu hampir tujuh puluh tahun. Syaikh sangat termasyur dan dipercaya karena Kezuhudannya. Seringkali ia lewati hari-hari tanpa ada makanan sedikitpun ataupun sekeping uang untuk membeli makanan. Dalam kelaparan sering kali ia merasa kematiannya sudah dekat, tetapi ia menganggapnya sebagai ujian.
Suatu ketika ia menemui keadaan yang sedemikian gawat karena sudah berhari-hari ia tidak makan, demi mempertahankan hidup ia harus makan apa saja. Keadaan yang sangat darurat yang dalam ilmu fiqih sudah sampai batas diperbolehkan makan bangkai atau mencuri. Saat itu Sulaim memilih mencuri segenggam makanan. Menjelang Ashar ia keluar dari masjid, jika diluar masjid ada yang memberinya makan alhamdulillah. Jika tidak ia terpaksa harus mencuri. Masjid At-Taubah berada disekitar perkampungan yang rumahnya saling berdampingan satu dengan yang lainnya. Terpikir oleh Syaikh untuk melintas diatas rumah-rumah penduduk itu, kalau-kalau ada makanan yang dijemur di atas rumah.
Ia melihat sebuah rumah yang sedang kosong dan segera melangkah ke atap rumah itu, ia mencium bau masakan yang membuat air liurnya keluar. Dengan dua kali lompatan ia sudah berada di atap rumah tersebut dan segera menuju dapur, dilihatnya beberapa terong yang baru saja direbus. Karena rasa lapar yang tidak tertahankan lagi, ia langsung memakan terong itu tanpa peduli lagi panasnya makanan tadi. Namun ketika hendak menelannya, nuraninya mengusiknya. Ia berkata
” Astaghfirullah, A’udzubillahi minasy syaithanir rajim…
” Aku mencuri? Aku mencuri?”
” Mana imanku? Mana imanku? Aku berlindung kepada Allah.”
” Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?”
” Aku seorang mu’azin di masjid, seorang penuntut ilmu, murid seorang ulama besar, tapi berani masuk ke Rumah orang lain dan mencuri?”
” Astaghfirullah… Ini tidak boleh terjadi.”
Ia langsung mengeluarkan semua terong yang sudah ia mamah dimulutnya, mengembalikan terong yang telah ia gigit. Airmatanya terbit, menyesali perbuatannya dan merasa telah melakukan dosa besar. Ia kembali ke masjid dan sepanjang jalan terus beristighfar.
Usai shalat Ashar ia duduk mengikuti dan mendengarkan pengajian sang Guru di masjid sambil terus memikirkan perbuatannya siang tadi. Usai pengajian dan semua orang telah pergi, tiba-tiba datang seorang wanita dengan memakai cadar muka menghampiri gurunya dan berkata kepada Gurunya dengan ucapan yang sama sekali tidak dapat ia dengar. Setelah itu Gurunya memanggilnya karena tidak ada orang lain lagi disekelilingnya dan bertanya,
” Apakah kamu telah menikah?”
” Belum jawabnya.” Guru betanya lagi,
” Apakah kamu ingin menikah?”
Ia terdiam, perutnya semakin melilit. Ia tidak memikirkan menikah, tetapi memikirkan nasib perutnya yang sudah sekian hari tidak kemasukan makanan. Kemudian guru mengulangi lagi pertanyaannya, dan Syaikh menjawab,
” Guru, Demi Allah, untuk membeli sekerat roti pun saya tidak mampu, bagaimana mungkin saya menikah?”.
Gurunya itu tersenyum lalu berkata,
” Wanita ini bercerita bahwa suaminya baru saja meninggal. Massa Iddahnya telah habis. Ia ingin mendapatkan suami lagi yang menikahinya sesuai Sunnah Rasulullah SAW, agar tidak sendirian lagi, sehingga menutup kesempatan mereka yang ingin berbuat jahat. Apakah kamu mau menikahinya?”
Syaikh menjawab, “Insya Allah saya mau.” Dan si wanita tadi pun menerima Syaikh sebagai suaminya.
Guru langsung menghadirkan dua orang saksi untuk melaksanakan akad nikah dan memberikan mahar untuk muridnya. Setelah itu sang wanita membawanya kerumahnya. Sesampainya di rumah sang wanita membuka cadarnya, Syaikh kaget karena isterinya itu sungguh sangat cantik. Wajah istrinya putih bersinar. Ia semakin kaget saat ini dia berada di rumah yang siang tadi ia masuki.
” Apakah Kanda sudah makan siang?” Tanya sang wanita.
Syaikh menjawab “belum”. Kemudian sang wanita mengajak Syaikh ke dapur untuk makan, namun saat membuka tutup panci betapa kagetnya sang wanita seraya berkata,
” Mengherankan! Siapa yang berani masuk rumah ini dan menggigit terong ini! Mungkin orang yang lancang ini tahu kalau aku janda sehingga berani nya ia masuk rumah ini!”
Mendengar hal itu, Syaikh menangis dan ia mulai menceritakan yang sesungguhnya terjadi. Ia minta maaf. Wanita itu pun menangis mendengar cerita suaminya. Dengan terisak ia berkata,
” Kau lulus ujian, Suamiku. Kamu menjaga dirimu dari perbuatan haram. Sebagai gantinya Allah memberikan terong ini semua bahkan pemiliknya dan seisi rumahnya secara halal”.
Sejak itu ia tinggal bersama isterinya yang cantik, salehah, cerdas. Dan dengan hartanya ia menuntut ilmu menjadi seorang Ulama Besar./id.shvoong.com/09/10

Seperti Apa Sahabat kita?


Seiring waktu berjalan sejak manusia dilahirkan yang mulanya sendiri pun kini mulai mempunyai teman.Teman,….. hmm,,,,, seperti apakah teman kita? apakah dia memang pantas di pertahankan? apakah hanya cukup tahu dan kenal saja? dapatkah dia memberi manfa,at dan nilai positif kepada kita yang memang sejatinya manusia memerlukan teman kaarna takan sanggup manusia untuk hidup sendirian?maka semakin bertambahnya usia dan bertambahnya akal untuk makin dewasa,maka harusnya kita sanggup memberi penilaian kepaada sahabat-sahabat kita,seperti apa dia dan akan jadi apa kita kalau bergaul bersama dia apakah mampu memberi nilai plus pada ibadah kita apakah munngkin semakin menurun amal dan ibadah kita,kebih membahayakan lagi kalau semakin bersama semakin rusak iman kita, maka sepatutunya kita harus sangat-sangat jeli untuk bisa beri penilaian….Dalam sebuah hadits yang shahih disebutkan:« مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً »“Permisalan teman yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya, dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu, dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim}hadits diatas memberikan penjelsan untuk kita agar sangat hati-hati memilih teman, berteman dengan orang Alim dan pintar akan memberi efek positif kepada kita,mungkin kita yang masih kurang akan pengetahuan agamanya lama-lama karna berteman dengan orang yang berilmu kita pun akan tertular ilmu dan kebaikanya…lain halnya jika berteman dengan orang yg rusak imanya ,satu atau pertama kita akan tertular nama jeleknya…contoh kecilnya saja jika kita berteman dengan preman suka minum-minuman malakin orang(meminta harta orang dengan paksa) walaupun kita tak pernah berbuat,tapi karna kita sering kemana-mana bersama,pastinya tanggapan orang miring juga kepada kita mungkin orang berfikir ach itu pasti bosnya bagaimana tidak karna kita kmana-mana selalu bersama walau tak pernah berbuat seperti apa yang di lakukanya,parahnya lagi jika kita sampai ikut-ikutan sperti tingkahnya si preman waduh buahaya kan ya…???jadi lebih baiknya hati-hati jika mencari sahabat sejati,teringatsa’at dulu si penulis di ajar ngaji  “pergaulan kui lewih landep tinimbang pedang nang moko koe sing ati ati”(maksud nya adalah pergaulan itu lebih tajam dari pada pedang maka kamu harus hati-hati….bergaulah dengan teman yang bisa saling menguntungkan dalam hal ibadah dan tak terkecuali dalam mencari nafkah…    jangan bergaul dengan teman yang hanya bikin kita rugi dunia dan lebih-lebih akhirat…sahabat sejati harusnya bisa saling mengingatkan,jika teman berbuat salah janganlah segan untuk mencegah…jika teman berbuat baik  dan terpuji janganlah segan-segan untuk mengikuti….jadi mulai dari sa’at ini anda harus jeli dan sangat teliti…sperti apa teman kita dan akan jadi apa jika anda terus bersama….kalau hanya teman dalam urusan duniawi kita akan sangat mudah untuk mengetaui…“Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda??. Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??”tapi kata-kata diatas hanya untuk urusan duniawi tapi jika urusan akhirat patutnya agar kita lebih jeli…semua jawaban ada di tangan anda maka lebih baik untuk kita agar lebih waspada.

Larut Dalam Perenunganku


Perlahan ku coba gerakkan kembali jemariku yang akhir-akhir ini mulai kaku
Bukan kalimah indah yang coba ku susun untuk menggugah
Bukan belaian kata lembut yang coba ku rangkum agar membuat takjub
Juga, bukan kedahsyatan kecerdasan otak dalam olah tulisan yang bisa menggetarkan hati saat ku baca kembali
Melainkan, bait tulis sanjungan yang teramat polos juga lugu dari insan dhoif sepertiku
“Apa yang akan kau lakukan andai Rasulullah ada dihadapanmu sekarang?”
Langsung seketika saat ada salah seorang sahabat mengajukan pertanyaan seperti ini,hatiku merinding
bulu kuduk seakan berdiri seolah siap untuk berlari mencari jawaban terbaik dari hati
Tapi sayang tak mampu ku jawab
Hanya bisa berucap “aku langsung ingin memeluk beliau…”
Ya Rasulallah…
Aku cemburu dengan bumi yang dulu pernah kau pijaki
Aku cemburu dengan udara yang kau hirup dalam setiap asa
Aku cemburu dengan air yang membasuh wudlumu sebagai permulaan berkumandangnya takbir
Aku cemburu dengan kain yang menghangatkan tubuhmu dari tusukan angin
Aku cemburu dengan sendal yang melindungi telapak kakimu dari kerikil yang menjegal
Aku cemburu dengan tempat dimana kau meletakan kening sujudmu dalam taat
Sebagai pelipur lara melatih menghadirkanmu dalam kerinduanku
Ku baca kembali tentang kisah detik-detik kepergianmu meninggalkan ummatmu
Namun aku sadar, aku bukanlah Abu Bakar yang begitu tegar mengiringi kepergianmu
Namun aku sadar, aku bukanlah Ummar yang begitu gempar mendengar kabar kepergianmu
Tapi aku hanyalah ummatmu yang berusaha menitikan air mata haru saat membaca kembali kisah kepulanganmu
Tapi aku hanyalah pembaca hadits tentang syariatmu juga kisah perjungan hidupmu
Tapi aku hanyalah ummatmu yang selalu berharap syafaatmu, meski sering kali malasmembacakan shalawat untukmu.
Padahal aku tahu hanya amalan itu yang bisa sampai kehadirat Rabbmu meski ada riya saat lisan melafadzkan untukmu.
Ya Rasulallah…
Maaf, aku belum bisa menghadirkan sepenuhnya kerinduan itu
Maaf, aku belum bisa merasakan kehilanganmu, seperti halnya ketika aku kehilangan orang-orang disekitar ku
Maaf, aku belum bisa kalau sampai detik ini, ungkapan kecintaanku padamu hanya sebatas ungkapan semu
Malam itu benar-benar ku adukan kepadaNya yang telah mengutusmu
Tentang jalan hidup yang ku tempuh, tentang kedurjanaan jiwaku
Malam itu benar-benar ku ingin menjadi perayu handal buat sukmaku
Berharap supaya bisa tergerak menghadirkan namamu dalam kelembutan cinta kasihku
Ya Rasulallah…
Andai saat ini engkau berada didepanku
Ku ingin mengadukan kepayahanku dalam merawat keimananku
Andai saat ini engkau mendengarku
Ku ingin mencurahkan kepadamu bahwa fitnah dunia ini amatlah keji dan teramat susah untuk ku hindari
Andai saat ini engkau melihatku
Ku ingin engkau mendoakanku membersihkan bau anyir sifat munafiqku, juga membersihkan bau busuk dosa ku
Meski harus ku tanggung rasa malu karena raga dan hati yang bobrok ini tampil di pelupuk mata sucimu
Andai saat ini engkau dibelakangku sembari mengamati caraku menulis tentangmu
Remukkan jemari ini andai tidak engkau sukai
Ya Rasulallah…
Di padang mahsyar nanti
Akui aku sebagai ummatmu, meski kelakuanku belum pantas mendapat predikat itu
Akui aku sebagai ummatmu, meski aku yang terahir dari sekian banyak ummatmu
Astaghfirullahal’adzim…
(dari seseorang yang ingin di akui sebagai ummat Muhammad saw.)

Monday, 11 February 2013

Hikmah Memakai Jilbab, (Juga) Pembuktian Sains

ALLAH SWT. memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya 
untuk kebaikan manusia. 
Dan setiap yang benar-benar manfaat 
dan diperlukan manusia dalam kehidupannya, 
pasti disyariatkan atau diperintahkan oleh-Nya. 
Di antara perintah Allah itu adalah berjilbab bagi wanita muslimah.

♦♦♦

Berikut ini beberapa manfaat berjilbab menurut Islam dan ilmu pengetahuan.
 
1. Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)
 
“Ada dua macam penghuni neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh” (HR. Muslim).
 
Imam An-Nawawi ra. menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
 
“Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
 
2. Terhindar dari pelecehan
 
Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW,
 
“Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari).
 
Jikalau wanita pada jaman Rasul merupakan fitnah terbesar bagi laki-laki padahal wanita pada jaman ini konsisten terhadap jilbab mereka dan tak banyak lelaki jahat saat itu, maka bagaimana wanita pada jaman sekarang? Tentunya akan menjadi target pelecehan. Hal ini telah terbukti dengan tingginya pelecehan di negara-negara Eropa (wanitanya tidak berjilbab).

3. Memelihara kecemburuan laki-laki
 
Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah SWT tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam.
 
“Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Muslim).
 
Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu laki-laki akan hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan membela.
 
4. Akan seperti bidadari surga
 
“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman: 56).
 
“Mereka laksana permata yakut dan marjan.”(QS.Ar Rahman: 5).
 
“Mereka laksan telur yang tersimpan rapi.”(QS.Ash Shaffaat: 49).
 
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga.
 
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga.
 


5. Mencegah penyakit kanker kulit
 
Kanker adalah sekumpulan penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya.
 
Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar Ultra Violet (UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini banyak menyerang orang berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar matahari.
 
Kanker tidaklah membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita. Hanya saja, wanita memiliki daya tahan tubuh lebih rendah daripada laki-laki. Oleh karena itu, wanita lebih mudah terserang penyakit khususnya kanker kulit.
 
Oleh karena itu, cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah satunya dengan berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita melindungi kulit kita dari sinar UV.

Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul dan baju ketat. Kenapa? Karena hal itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa menembus pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah sesuai kriteria jilbab.
 
6. Memperlambat gejala penuaan
 
Penuaan adalah proses alamiah yang sudah pasti dialami oleh semua orang yaitu lambatnya proses pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala penuaan antara lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan lain-lain.
 
Penyebab utama gejala penuaan adalah sinar matahari. Sinar matahari memang penting bagi pembentukan vitamin D yang berperan penting terhadap kesehatan kulit. 

Namun, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa sinar matahari merangsang melanosit (sel-sel melanin) untuk mengeluarkan melanin, akibatnya rusaklah jaringan kolagen dan elastin. 

Jaringan kolagen dan elastin berperan penting dalam menjaga keindahan dan kelenturan kulit.
 
Krim-krim pelindung kulit pun tidak mampu melindungi kulit secara total dari sinar matahari. Sehingga dianjurkan untuk melindungi tubuh dengan jilbab.
 
Jilbab adalah kewajiban untuk setiap muslimah. Dan jilbab pun memiliki manfaat. Ternyata tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya. Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.
 
Ternyata jilbab tak sekadar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya.
 
Jilbab tak hanya sekadar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.
 
Demikianlah Allah memberi kasih sayangnya kepada wanita melalui syariat islam yang sempurna.(berbagaisumber/islampos)

Saturday, 2 February 2013

Masuklah Pada-Ku Seorang Diri


Allah berseru pada hamba-Nya,
“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu!
Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!
Engkau melihat kepada amal perbuatanmu, walau baik sekalipun, tak layak bagi-Ku untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-Ku besertanya!
Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Aku sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-Ku berbekal ilmu, maka akan Aku sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-Ku denganma’rifat, maka sambutan-Ku adalah hujjah, padahal hujjah-Ku pastilah tak terkalahkan.
Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (ikut mengatur dan menentukan kehendak-Nya untuk dirimu—red), pasti akan aku singkirkan darimu tuntutan. Hendaklah engkau tanggalkan ilmumu, amalmu, ma’rifat-mu, sifatmu dan asma (nama) mu dan segala yang ada (ketika mendatangi-Ku), supaya engkau bertemu dengan Aku seorang diri.
Bila engkau menemui-Ku, dan masih ada diantara Aku dan engkau salah satu dari hal-hal itu, —padahal Aku-lah yang menciptakan semua itu, dan telah Aku singkirkan semua itu darimu karena cinta-Ku untuk mendekat kepadamu, sehingga janganlah membawa semua itu ketika mendatangi-Ku—, jika masih saja engkau demikian, maka tiada lagi kebaikanmu yang tersisa darimu.
Kalau saja engkau mengetahui, ketika engkau memasuki-Ku, pastilah engkau bahkan akan memisahkan diri dari para malaikat, sekalipun mereka semua saling bahu-membahu untuk membantumu, karena keraguanmu itu (bahwa ada penolongmu dihadapan-Nya selain Dia—red.), maka hendaklah jangan ada lagi penolong selain Aku.
Jangan pernah engkau melangkah ke luar rumah tanpa mengharap keridhaan-Ku, sebab Aku-lah yang menunggumu (di luar rumah—red.) untuk menjadi penuntunmu.
Temuilah Aku dalam kesendirianmu, sekali atau dua kali setelah engkau menyelesaikah shalatmu, niscaya akan Aku jaga engkau di siang dan malam harimu, akan Aku jaga pula hatimu, akan Aku jaga pula urusanmu, dan juga keteguhan kehendakmu.
Tahukah engkau bagaimana caranya engkau datang menemui-Ku seorang diri? Hendaknya engkau menyaksikan bahwa sampainya hidayah-Ku kepadamu adalah karena kepemurahan-Ku. Bukan amalmu yang menyebabkan engkau menerima ampunan-Ku, bukan pula ilmumu.
Kembalikan pada-Ku buku-buku ilmu pengetahuanmu, pulangkan pada-Ku catatan-catatan amalmu, niscaya akan aku buka dengan kedua tangan-Ku, Kubuat ia berbuah dengan pemberkatan-Ku, dan akan kulebihkan semuanya itu karena kepemurahan-Ku.”
(Dari kitab ‘Al-Mawaqif wal Mukhtabat’, Imam An-Nifari, dengan beberapa kalimat yang diperbaiki tata bahasanya.)

Sudah Lama Tidak Ibadah



[TANYA] Saya seorang pencari tuhan yang baru faham akan arti ketuhanan. Namun saya telah lama meninggalkan ibadah ritul baik wajib maupun sunnah. Apakah saya perlu mursyid untuk menempuh suluk?
[JAWAB] Setelah lama meninggalkan ibadah sunnah maupun wajib, apakah masih ada sebersit kerinduan untuk mengabdi dan tunduk pada Allah ta’ala? Apa ada sedikit rasa ‘nelangsa’ ketika melihat orang melakukan shalat dengan khusyuk? Rindu ingin bisa begitu juga?
Kalau ya: artinya masih ada. Biar setitik pun, ada.
Allah sendiri yang menjaga setitik cahaya kerinduan itu di hati sampiyan. Jagalah cahaya itu. Syukuri dengan menyikapinya. Kembalilah mengerjakan apa yang Dia perintahkan untuk kita jalankan, sebelum Dia mengambil kembali cahaya-Nya itu. Jadikan kerinduan itu bahan baku kita untuk ibadah. Karena pada dasarnya, ibadah tidak bisa dipaksa.
Ketika Dia berkehendak untuk menarik kita mendekat kepada-Nya, ada dua cara: kita mendekat dengan sukarela, atau kita terpaksa ‘diseret’-Nya ke dalam ampunan serta rahmat-Nya dengan rantai ujian dan cambuk kesulitan, kebingungan atau penderitaan, yang pasti—tidak bisa tidak—akan membuahkan sebuah permohonan tolong dan ampun dengan jujur, dari dasar hati kita yang terdalam. Kalau saya, saya cenderung memilih jalan sukarela.

Selamat Dari Siksa Neraka?


[TANYA] Apabila hidup ini seperti yang disampaikan oleh Al Ghazali dalam kitabIhya Ulumuddin ttg Keajaiban Hati adalah benar, maka akan banyak sekali manusia yang tidak akan selamat dari siksaan neraka, karena adalah sangat sulit (bahkan mustahil) bagi manusia untuk menyelamatkan diri dari niat selain kepada Allah (dua niat dalam satu waktu, kepada Allah dan kepada manusia/dunia) dikarenakan nafsu manusia condong kepada dunia yang memukau penuh gairah ini.
Kalau hal itu benar, maka akan sangat mengherankan kalau masih ada manusia yang bisa tersenyum (apalagi tertawa) hidup di dunia ini karena begitu mengerikannya ancaman siksa Tuhan kepada manusia di hari akhir nanti.
Pertanyaannya adalah apakah hal itu benar atau itu hanya ilusi seorang Al Ghazali saja yang sudah mulai dirasuki oleh keadaan ekstase dalam pemujaannya kepada Tuhan?
: : : : : : : :
[JAWAB]
Assl Wr Wb
Memang benar bahwa untuk selamat dari siksa neraka, adalah mustahil. Mayoritas manusia memang tersesat. Saya kira itu bukan ilusi ekstasis dari Al-Ghazali. Bukan Al-Ghazali saja yang mengisyaratkan demikian. Bahkan Al-Qur’an sendiri sudah menegaskan hal itu.
“Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” [Q.S. 6 : 116]
Selain itu, memang sudah ditetapkan bahwa kita semua, pada dasarnya, menuju neraka. Jarang sekali orang yang memperhatikan hal ini.
“Dan tidak ada satu orang pun dari pada kalian, kecuali mendatangi neraka itu. Hal itu, bagi Tuhanmu, adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.” [Q. S. 19 : 71].
Bahkan bagi sebagian ahli hikmah, dunia ini pun sudah cukup untuk dikatakan sebagai neraka kecil. Tak perlu lagi menunggu neraka yang sebenarnya kelak. Itu membuat mereka minta diselamatkan sejak dari dunia ini.
Ketika Allah menciptakan neraka, Dia berfirman pada Jibril a.s untuk pergi melihat neraka. Lalu Jibril kembali dan berkata, “Demi kemuliaan-Mu, tak akan ada seorang pun yang ingin memasukinya.” Lalu Allah meliputi neraka penuh dengan hal-hal yang disukai nafsu dan syahwat manusia. “Pergi dan lihatlah kembali,” kata Allah. Dan Jibril pergi, lalu kembali dengan berkata, “demi kemuliaan-Mu, aku khawatir tak ada seorang pun yang akan selamat dari siksa api neraka.” (H.R. Tirmidzi).
Bahkan Jibril a.s. pun menyangsikan ada orang yang bisa selamat dari neraka.
Itulah persoalannya. Umumnya manusia, di bawah sadarnya, meyakini bahwa mereka bisa menjaga dan menyelamatkan diri mereka sendiri dari neraka. Mereka mengira bahwa amal baik, perbuatan baik, bahkan perilaku membela agama, akan otomatis menjadikan mereka sebagai ahli surga. Betapa banyak orang muslim yang mati membawa kebanggaan dalam hati, karena yakin sekali akan selamat dalam menghadap pengadilan Allah ta’ala?
Cermati diri kita. Apakah masih tersisa keyakinan dalam diri kita, bahwa amal ibadah kita akan menyelamatkan kita kelak?
Padahal bukan itu sama sekali yang menyelamatkan manusia. Yang menyelamatkan manusia, mutlak, dan tidak bisa tidak, hanya rahmat Allah ta’alasaja. Hanya kehendak-Nya. Jika ia ‘kebetulan’ berkenan dan berbelas kasihan, maka Ia akan menyelamatkan kita.
“Setidaknya jika bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tak ada seorang pun dari kamu akan bersih, selama-lamanya.” [Q.S. 24 : 21]
“Sesungguhnya jiwa (manusia) itu menyuruh pada kejelekan, kecuali jiwa yang dirahmati Tuhanku.” (Q. S. 12 : 53)
Padahal untuk sekedar beriman pun, adalah kehendak-Nya. Bukan kehendak kita, atau kehendak orang tua.
“Dan tak seorang pun bisa beriman kecuali atas izin Allah.” [Q.S. 10 : 100]
Karena itu, kita dilarang memaksa orang untuk menjadi ‘beriman’, atas paksaan maupun desakan. Kalau memang Dia menghendaki itu, itu sangat mudah bagi-Nya. Tapi memang itu belum tentu menjadi kehendak-Nya.
“Jika Tuhanmu menghendaki, tentu berimanlah semua orang di muka bumi, seluruhnya. Apa kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman seluruhnya?” [Q. S. 10 : 99]
Itulah intinya. Yang harus tumbuh dari kita adalah sebuah pengharapan akan rahmat Allah ta’ala, tanpa pernah berhenti sekejap pun. Hati kita total menghadap kepada-Nya, memohon kasih sayang-Nya. Kita benar-benar bergantung dan berharap pada-Nya saja, bukan pada ibadah atau amal perbuatan.
Amal baik, perbuatan ibadah, pada dasarnya tidak akan menyelamatkan sama sekali. Ibadah dan amal statusnya hanyalah sebuah ungkapan pengharapan akan rahmat-Nya. Itu adalah ungkapan pengharapan dalam bentuk yang diperintahkan atau diwajibkan, sebuah bentuk pengharapan minimal yang harus dilakukan. Katakanlah, itu baru sebuah syarat untuk masuk gerbang istana Raja. Tapi bukan itu saja yang membuat Raja berkenan memberi. Dia harus juga mencintai kita.
“Tidak ada cara ber-taqarrub (mendekatkan diri) seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku sukai selain melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah Aku fardhu-kan kepadanya. Namun hamba-Ku itu terus berusaha mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan (sunnah) nawafil, sehingga Aku pun mencintainya.
Apabila ia telah Aku cintai, Aku menjadi pendengarannya yang dengan Aku ia mendengar, (Aku menjadi) pengelihatannya yang dengan Aku ia melihat, (Aku menjadi) tangannya yang dengan Aku ia keras memukul, dan (Aku menjadi) kakinya yang dengan Aku ia berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku, sungguh, akan Aku beri dia, dan jika ia memohon perlindungan-Ku, Aku benar-benar akan melindunginya.”
(Hadits Qudsi riwayat Bukhari).
Di sisi lain, agama tidak seharusnya membuat seorang berhenti tersenyum dan jatuh tenggelam dalam kemurungan atau apatisme. Agama, yang berinduk dalam kitab Qur’an, tidak dijadikan untuk membuat kita susah dan murung (Q.S. 20 : 2) tapi sebagai –reminder–, pengingat, bagi mereka yang takut (Q.S. 20 : 3). Ayatnya memang demikian: sebagai peringatan bagi orang yang takut. Jadi takut memang sebuah fase untuk menuju-Nya.
Yang harus tumbuh memang khauf (takut) dan roja’ (harap). Bukan kebanggaan diri sebagai ahli ibadah, ahli jihad, ahli dakwah, pembela Islam, atau mati dalam keadaan merasa lebih baik dari orang lain, dan membawa kebanggaan atas semua itu.
“Tidak masuk surga orang yang didalam hatinya ada kesombongan meskipun hanya seberat dzarrah.” (H.R. Muslim)
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang Allah menjadikan kita tertarik pada keduniawian. Kita memang hidup dan ditempatkan di dunia ini, dan dunia dalam kadar tertentu tentu kita butuhkan sebagai tools untuk menempuh jalan. Namun, selama kita mengira bahwa apa yang sudah kita lakukan akan bisa menyelamatkan kita, baik di akhirat ataupun di dunia ini, itu akan menjadi masalah besar dalam mendekat kepada-Nya.
Dari Abu Hurairah, beliau Rasulullah berkata: “Mendekatlah (kepada Allah, ber-taqarrub) dan berusahalah benar! Ketahuilah, bahwa setiap orang diantara kalian tidak bakal selamat karena amalnya.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, tidak juga engkau?” Rasulullah bersabda: “Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahiku dengan rahmat dan karunia dari-Nya.” (Hadits Muslim)
Dari Jabir, beliau bersabda: “Aku mendengar Nabi saw. Bersabda: “Tak seorangpun diantara kalian dimasukkan oleh amalnya ke dalam surga dan tidak pula diselamatkan dari neraka begitu pula aku, kecuali dengan rahmat dari Allah. (Hadits Muslim)
Wassalaam,
Herry Mardian dan Imam Suhadi.
http://suluk.wordpress.com